Rabu, 29 April 2015
entropi dalam kehidupan sehari - hari
Pengertian Entropi. Entropi menggambarkan kecenderungan untuk sistem untuk pergi dari keadaan organisasi yang lebih tinggi ke keadaan organisasi terendah pada tingkat molekuler. Dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda secara intuitif memahami bagaimana entropi bekerja setiap kali Anda menuangkan gula dalam kopi atau melelehkan es batu dalam gelas. Entropi dapat mempengaruhi ruang di mana substansi menyebar, perubahannya fase dari padat ke cair ke gas, atau posisinya. Dalam fisika, entropi adalah pengukuran secara matematis perubahan energi potensial dari lebih besar ke yang lebih rendah, berkaitan dengan hukum kedua termodinamika.
Entropi berasal dari kata Yunani yang berarti, “transformasi.” Definisi ini memberi kita wawasan tentang mengapa hal-hal yang tampaknya berubah tanpa alasan. Sistem hanya dapat mempertahankan organisasi pada tingkat molekuler asalkan energi ditambahkan. Misalnya, air akan mendidih hanya selama Anda menempatkan panci di atas api. Anda menambahkan kalor, bentuk energi kinetik, untuk mempercepat molekul di dalam air. Jika sumber panas dipindahkan, kita semua bisa menebak bahwa air secara bertahap akan mendinginkan sekitar suhu kamar. Hal ini disebabkan entropi, karena molekul air cenderung memakai akumulasi energi potensial, pelepasan panas, dan berakhir dengan energi potensial yang lebih rendah.
Temperatur bukan satu-satunya yang terlibat dalam transformasi entropi. Perubahan selalu melibatkan pergerakan dari disequilibrium ke ekuilibrium, secara konsisten dengan pindah ke urutan yang menurun. Misalnya, molekul selalu menyebar seragam untuk mengisi wadah. Ketika kita meneteskan pewarna makanan dalam kaca bening air, bahkan jika kita tidak aduk, penurunan konsentrasi bersatu secara bertahap akan menyebar sampai setiap bagian dari air memiliki kepadatan warna yang sama.
Tipe lain dari entropi yang ada hubungannya dengan gerakan yang terlihat (sebagai lawan dari gerakan tak terlihat atau panas) melibatkan gravitasi. Kecuali kita menempatkan energi ke dalam sistem, seperti lengan dan bola, dengan mengangkat sebuah objek, itu jatuh ke tanah. Posisi tinggi memiliki energi potensial yang lebih tinggi. Ini akan dikonversi menjadi energi kinetik gerak saat benda jatuh. Tujuannya selalu berakhir dengan posisi yang memungkinkan energi potensial terendah, seperti bertumpu terhadap lantai.
Dalam istilah yang lebih teknis, entropi adalah nilai tertentu yang mengukur berapa banyak energi yang dilepaskan dalam sistem ketika mengendap menjadi energi potensial terendah. Entropi menilai jumlah gangguan, dipahami sebagai perubahan dalam panas, dari titik sebelumnya ke titik kemudian dalam waktu. Ini harus terjadi dalam sistem “tertutup”, di mana tidak ada kebocoran energi dalam atau keluar. Secara teoritis, yang dapat diukur, tetapi secara praktis sangat sulit untuk membuat skenario benar-benar tertutup. Dalam contoh pewarna makanan yang diberikan di atas, beberapa larutan pewarna makanan mungkin menguap, proses yang terpisah dari distribusi seragam zat terlarut.
Ebook Perpindahan Panas (Heat Transfer)
Fundamentals of Heat and Mass Transfer (6th Edition)
by Frank P. Incropera, David P. DeWitt, Theodore L. Bergman, Adrienne S. Lavine
Link download: click here (62,03 MB)
Heat and Mass Transfer: A Practical Approach 2nd Edition
by Yunus A. Cengel
Link download: click here (11,28 MB)
Heat Transfer, 10th Edition
by Jack P. Holman
Link download: click here (25,13 MB)
lebih lengkapnya lihat di:
https://labtermodinamikaunsyiah.wordpress.com/2012/01/24/ebook-termodinamika-perpindahan-panas/
radiasi benda hitam
Ketika gas berada dalam keseimbangan termodinamika (KT), laju penyerapan
dan pemancaran gas itu seimbang. Nah, situasi ini dapat dibuat dengan
memakai kotak yang memiliki dinding dalam bersuhu tetap, katakanlah
suhunya T. Kalau gak ada materi atau radiasi atau materi yang keluar
dari kotak, maka partikel gas, dan semua radiasi di dalamnya,
ujung-ujungnya akan nyampe ke kondisi keseimbangan dalam suhu ini. Gak
peduli apa jenis bahan pembuat kotak atau kayak apa bentuknya. Bisa
ditunjukkan kalau medan radiasi yang dihasilkan akan bersifat isotropik
dan kalau spektrumnya (pancaran yang merupakan fungsi dari frekuensi
atau panjang gelombang) hanya tergantung pada T. Radiasi demikian
disebut radiasi benda hitam (bisa
juga disebut ‘radiasi rongga’ soalnya sejarah penelitian radiasi ini
memakai ‘pemandian termal’ dalam sebuah rongga). Intensitas (kekuatan)
khas yang dihasilkan dinyatakan oleh fungsi khusus yang disebut fungsi
Planck atau Kurva Planck.
Fungsi ini dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi pada frekuensi dan panjang gelombang, lewat persamaan sebagai berikut:
Dimana satuan yang digunakan adalah cgs. Plot dari Bv(T) dalam berbagai suhu ditunjukkan dalam gambar berikut.
Kedua rumus di atas itu saling berhubungan lewat persamaan :
Jadi, integral kedua
kurva tersebut, dari nol hingga tak hingga, itu sama. Tapi, fungsinya
sendiri beda. Mereka punya maksima berbeda, dan juga ada aturan yang
dipakai untuk mengkonversi satu bentuk ke bentuk lainnya.
Karena T dalam persamaan pertama dan kedua adalah nilai yang memberikan
intensitas khas radiasi, dia bisa disebut ‘suhu radiasi’. Tapi, perlu
diingat kalau suhu radiasi itu sama dengan suhu kinetik gas. Jadi, T
dalam persamaan di atas bila ditulis tanpa indeks, akan menyajikan suhu
kinetik. Karena harus ada interaksi yang cukup antara radiasi dan materi
supaya suhu keseimbangan tercapai, maka gas tersebut harus buram..
Usaha Dan energi
Bentuk Energi dan Perubahannya
Energi (disebut juga tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
Energi (disebut juga tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
Bentuk-Bentuk Energi
a) Energi Mekanik
Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki energi mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang cukup besar, demikian juga dengan angin.
a) Energi Mekanik
Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki energi mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang cukup besar, demikian juga dengan angin.
b) Energi Bunyi
Energi bunyi adalaj energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel udara disekitar sebuah sumber bunyi. Contoh : Ketika radio atau televisi beroperasi, pengeras suara secara nyata menggerakkan udara didepannya. Caranya dengan menyebabkan partikel-partikel udara itu bergetar. Energi dari getaran partikel-partikel udara ini sampai ditelinga, sehingga kamu dapat mendengar.
c) Energi kalor
Energi kalor adalah energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat. Contoh : apabila kedua tanganmu digosok-gosokkan selam beberapa detik maka tanganmu akan terasa panas. Umumnya energi kalor dihasilkan dari gesekan. Energi kalor menyebabkan perubahan suhu dan perubahan wujud.
d) Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik
e) Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kabel.
f) Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif. Ada dua jenis energi nuklir yaitu energi nuklir fisi dan fusi. Energi nuklir fisi terjadi pada reaktor atom PLTN. Ketika suatu inti berat (misal uranium) membelah (fisi), energi nuklir cukup besar dibebaskan dalam bentuk energi kalor dan energi cahaya. Energi nuklir juga dibebaskan ketika inti-inti ringan (misalnya hidrogen) bertumbukan pada kelajuan tinggi dan bergabung (fusi). Energi matahari dihasilkan dari suatu reaksi niklir fusi dimana inti-inti hidrogen bergabung membentuk inti helium.
Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :
EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi potensial dapat dirumuskan:
EP
= energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g =
percepatan gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).
Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
a. Konversi energi
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contoh
a. Konversi energi
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contoh
b. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi. Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial energi potensial menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi. Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial energi potensial menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.
ENERGI
Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh S akibat gaya F yang bekerja pada benda tersebut maka dikatakangaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F harus sejajar dengan arah jarak tempuh S.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya den jarak yang ditempuh.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya den jarak yang ditempuh.
W = F S = |F| |S| cos q
q = sudut antara F dan arah gerak
Satuan usaha/energi : 1 Nm = 1 Joule = 107 erg
Dimensi usaha energi: 1W] = [El = ML2T-2
Kemampuan untuk melakukan usaha menimbulkan suatu ENERGI (TENAGA).
Energi dan usaha merupakan besaran skalar.
Beberapa jenis energi di antaranya adalah:
- ENERGI KINETIK (Ek)
Ek trans = 1/2 m v2Ek rot = 1/2 I w2
m = massa
v = kecepatan
I = momen inersia
w = kecepatan sudut - ENERGI POTENSIAL (Ep)
Ep = m g h
h = tinggi benda terhadap tanah - ENERGI MEKANIK (EM)EM = Ek+ EpNilai EM selalu tetap/sama pada setiap titik di dalam lintasan suatu benda.
Pemecahan soal fisika, khususnya dalam mekanika, pada umumnya didasarkan pada HUKUM KEKEKALAN ENERGI, yaitu energi selalu tetap tetapi bentuknya bisa berubah; artinya
jika ada bentuk energi yang hilang harus ada energi bentuk lain yang
timbul, yang besarnya sama dengan energi yang hilang tersebut.
Ek + Ep = EM = tetap
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
ENERGI POTENSIAL PEGAS (Ep)
Ep = 1/2 k D x2 = 1/2 Fp Dx
Fp = - k Dx
Dx = regangan pegas
k = konstanta pegas
Fp = gaya pegas
k = konstanta pegas
Fp = gaya pegas
Tanda minus (-) menyatakan bahwa arah gaya Fp berlawanan arah dengan arah regangan x.
2 buah pegas dengan konstanta K1dan K2 disusun secara seri dan paralel:
seri
|
paralel
| |
1 = 1 + 1
Ktot K1 K2 |
Ktot = K1 + K2
|
Note:
Energi potensial tergantung tinggi benda dari permukaan bumi. Bila
jarak benda jauh lebih kecil dari jari-jari bumi, maka permukaan bumi
sebagai acuan pengukuran. Bila jarak benda jauh lebih besar atau sama
dengan jari-jari bumi, make pusat bumi sebagai acuan.
Energi Potensial Gravitasi
Energi
potensial ini berpotensi untuk melakukan usaha dengan cara mengubah
ketinggian. Semakin tinggi kedudukan suatu benda dari bidang acuan,
semakinbesar pula energy potensial gravitasinya. Usaha untuk mengangkat
benda setinggi h adalah
W = Fs = mgh
Dengan
demikian, pada ketinggian h benda mamiliki energy potensial gravitasi,
yaitu kemampuan untuk melakukan usaha sebesar W = mgh. Jadi, energy
potensial gravitasi dapat dirumuskan sebagai
EP = mgh
Dengan,
EP = energy potensial gravitasi (Joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda dari bidang acuan (m)
Kekekalan Energi
Bunyi
hukum kekekalan energy, Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk energy lain.
Ebensin <!–[if gte msEquation 12]>?<![endif]–>Ekimia <!–[if gte msEquation 12]>?<![endif]–>Egerak
Emekanik = EK +EP
Emekanik = konstan (kekal), selama tidak ada gaya dari luar.
USAHA
Dalam
fisika, usaha berkaitan dengan suatu perubahan. Seperti kita ketahui,
gaya dapat menghasilkan perubahan. Apabila gaya bekerja pada benda yang
diam , benda tersebut bisa berubah posisinya. Sedangkan bila gaya
bekerja pada benda yang bergerak, benda tersebut bisa berubah
kecepatannya.
Usaha
yang dilakukan oleh suatu gaya adalah hasil kali antara komponen gaya
yang segaris dengan perpindahan dengan besarnya perpindahan. Usaha juga
bisa didefinisikan sebagai suatu besaran scalar yang di akibatkan oleh
gaya yang bekerja sepanjang lintasan.
Misalkan
suatu gaya konstan F yang bekerja pada suatu benda menyebabkan benda
berpindah sejauh s dan tidak searah dengan arah gaya F, seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Komponen gaya yang segaris dengan
perpindahan adalah Fx = F cos ?.
W = Fx . s = (F cos ?) . s = Fs cos ?
dengan :
W = Usaha (joule = J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
? = sudut antara F dan s (derajat atau radian)
HUBUNGAN USAHA DAN ENERGI
Usaha dan Energi Kinetik
Usaha yang dilakukan suatu gaya dapat mengubah energy kinetik benda.
W = ?EK = mvakhir mvawal
Catatan : Benda bergerak pada bidang datar atau ketinggian benda tetap.
Pembuktian rumus di atas:
Jika gaya F selalu tetap, maka percepatan a akan tetap juga, sehingga untuk a yang tetap
W1>2 = ?1 F(s) . ds
= ?1 m dv/dt . ds
= ?1 mdv . ds/dt
= ?1 mv . dv
= ?1 mvdv
= mv2 |12 > menggunakan perhitungan integral
= mv2akhir - mv2awal
GERAK HARMONIK
Gerak
harmonic adalah gerak periodic yang memiliki persamaan gerak sebagi
fungsi waktu berbentuk sinusoidal. Gerak harmonic sederhana
didefinisikan sebagai gerak harmonic yangdipengaruhi oleh gaya yang
arahnya selalu menuju ke titik seimbang dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Periode dan Frekuensi
Periode
menyatakan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu siklus gerak
harmonic, sedangkan frekuensi menyatakan jumlah siklus gerak harmonic
yang terjadi tiap satuan waktu.
?F = ma
ky = mw2y
k = mw2
mengingat bahwa w = 2?/T, maka
k = m (2?/T)2
T = 2? ?m/k
Karena f = 1/T, maka diperoleh :
F = 1/2? ?k/m
Dari
persamaan di atas menyatakan bahwa periode dan frekuensi gerak harmonic
pada pegas hanya bergantung pada massa benda dan konstanta gaya pegas.
Konsep Usaha dan Energi
Dalam fisika usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. Dapat dirumuskan :
Dalam fisika usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. Dapat dirumuskan :
Satuan usaha dalam SI adalah joule. Satu joule adalah besar usaha yang
dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan suatu benda searah
gaya sejauh satu meter.
Kaitan usaha dan energi yaitu besar usaha yang dilakukan oleh suatu gaya dalam proses apa saja adalah sama dengan besar energi yang dipindahkan.
Kaitan usaha dan energi yaitu besar usaha yang dilakukan oleh suatu gaya dalam proses apa saja adalah sama dengan besar energi yang dipindahkan.
Usaha oleh Beberapa Gaya
Apabila usaha yang dilakukan oleh orang pertama dan orang kedua untuk memindahkan suatu benda ke kanan sejauh s adalah
Apabila usaha yang dilakukan oleh orang pertama dan orang kedua untuk memindahkan suatu benda ke kanan sejauh s adalah
W1 = F1 s (*) dan W2 = F2 s (**)
Telah diketahui bahwa resultan dua gaya searah adalah F =F1 + F2,
sehingga usaha total yang dilakukan oleh kedua benda tersebut adalah
W = F s, W = (F1 + F2) s
Dengan memasukkan F1 s = W1 (lihat *) dan F2 s =W2 (lihat **), maka diperoleh
W = W1 + W2
Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :Usaha ynag dilakukan oleh resultan gaya-gaya searah dan berlawanan arah, yang menyebabkan benda berpindah sejauh s, sama dengan jumlah usaha oleh tiap-tiap gaya.
Prinsip Ekuipartisi Energi
Pada subbab A, Anda telah mempelajari hubungan antara variabel-variabel
yang menyatakan keadaan suatu gas dalam ruangan tertutup. Untuk
mengamati keadaan gas tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
cara makroskopis dan mikroskopis. Jika Anda mengamati keadaan suatu gas
dalam ruang tertutup berdasarkan besaran-besaran yang dapat dilihat atau
diukur secara langsung, Anda dikatakan melakukan pengamatan secara
makroskopis. Namun, jika pengamatan yang Anda lakukan berdasarkan pada
variabel atau besaran yang tidak dapat dilihat atau diukur secara
langsung, Anda dikatakan melakukan pengamatan secara mikroskopis.
Pengamatan keadaan gas secara makroskopis telah Anda lakukan dan
pelajari pada subbab A. Pada subbab B ini, Anda akan mempelajari keadaan
gas yang diamati secara mikroskopis serta hubungan antara besaran
makroskopis dan besaran mikroskopis.
1. Tinjauan Tekanan Secara Mikroskopis
Berdasarkan sifat-sifat gas ideal, Anda telah mengetahui bahwa setiap
dinding ruang tempat gas berada, mendapat tekanan dari tumbukan
partikel-partikel gas yang tersebar merata di dalam ruang tersebut.
Cobalah Anda amati gerak satu partikel yang berada di dalam ruang
berbentuk kubus dengan panjang rusuk kubus L. Massa partikel tersebut
adalah m dan kecepatan partikel menurut arah sumbu-x dinyatakan sebagai vx (perhatikan Gambar 7).
Gambar 6. Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan vx dalam ruang berbentuk kubus berusuk L. |
Jika partikel gas ideal tersebut menumbuk dinding ruang, tumbukan yang
terjadi adalah tumbukan lenting sempurna. Oleh karena itu, jika
kecepatan awal partikel saat menumbuk dinding A adalah +vx, kecepatan akhir partikel setelah terjadinya tumbukan dinyatakan sebagai - vx. Perubahan momentum (Dpx) yang dialami partikel adalah Dpx = pakhir – pawal = -mvx - (mvx) = -2mvx.
Setelah menumbuk dinding A, partikel gas ideal tersebut menumbuk dinding
B. Demikian seterusnya, partikel gas tersebut akan bergerak bolak-balik
menumbuk dinding A dan dinding B. Dengan demikian, Anda dapat
menghitung selang waktu antara dua tumbukan yang terjadi pada dinding A
dengan persamaan :
Dt = 2L / vx (1–15)
Pada saat partikel gas tersebut menumbuk dinding, partikel memberikan gaya sebesar Fx pada
dinding. Pada pelajaran mengenai momentum, Anda telah mempelajari bahwa
besarnya gaya yang terjadi pada peristiwa tumbukan sama dengan laju
perubahan momentumnya (F = Dp / Dt). Dengan demikian, besar gaya Fx tersebut dapat diketahui sebagai berikut.
Fx = mvx2 / L (1–16)
Jika di dalam ruang berbentuk kubus tersebut terdapat sejumlah N
partikel gas, yang kecepatan rata-rata seluruh molekul gas tersebut
dinyatakan dengan vx, gaya yang dialami dinding dinyatakan sebagai Ftotal. Dengan demikian, Persamaan (1–16) dapat dinyatakan menjadi :
(1–17)
Anda dapat mencari besarnya tekanan (p) yang dilakukan oleh gaya total (Ftotal) yang dihasilkan oleh N partikel gas ideal tersebut pada dinding A.
p = Ftotal / A
Oleh karena luas dinding adalah perkalian antara dua panjang rusuk dinding tersebtu (A = L2 maka persamaan tekanan pada dinding dapat ditulis dengan :
(1–18)
atau ;
pV = Nmvx2 (1–19)
dengan:
p = tekanan pada dinding, dan
V = volume ruang.
Dalam tinjauan tiga dimensi (tinjauan ruang), kecepatan rata-rata gerak
partikel merupakan resultan dari tiga komponen arah kecepatan menurut
sumbu-x (), sumbu-y ( ), dan sumbu-z ( ), yang besarnya sama. Oleh karena itu, dapat dituliskan dengan . Jika setiap komponen pada kedua ruas penamaan kecepatan tersebut dikuadratkan, dapat dituliskan :
sehingga diperoleh,
Dengan demikian, Persamaan (1–19) dapat diubah menjadi :
(1–20)
atau
(1–21)
dengan:
N = banyaknya partikel gas,
m = massa 1 partikel gas,
v = kecepatan partikel gas, dan
V = volume gas.
Catatan Fisika :
Ukuran gelembung udara di dalam air berubah seiring dengan berubahnya
kedalam gelembung tersebut di dalam air. Jika seorang penyelam scuba
melepaskan gelembung udara di kedalaman air, tekanan air di kedalam
tersebut menentukan besarnya volume gelembung udara. Saat gelembung
udara tersebut naik ke permukaan, tekanan air menurun sehingga volume
gelembung udara pun membesar. (Sumber: Contemporary College Physics,
1993)
Gelembung Udara
Penyelam. [3] |
KONSEP TEMPERATUR DAN HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA
Setiap
instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui
kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Kalibrasi
adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antar nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sistem pengukuran, atau yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dengan kondisi tertentu.
Tujuan Kalibrasi
1. Mencapai
ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur
sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan /
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
2. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
3. Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
2. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
3. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Prinsip Dasar Kalibrasi
1. Obyek Ukur (Unit Under Test)
2. Standar
Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke
standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri
oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
3. Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
4. Lingkungan
yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor
lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian
pengukuran)
Hasil Kalibrasi antara lain:
1. Nilai Obyek Ukur
2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
3. Nilai
Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur &
analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber
ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan
serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
4. Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Sudah merupakan suatu
ketentuan bahwa setiap alat ukur proteksi radiasi harus di kalibrasi
secara periodik oleh instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk
menguji ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai sebenarnya.
Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus
dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi (
Fk ). Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan
alat harus dikalikan dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor
kalibrasi ini bernilai satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak
alat ukur yang mempunyai faktor kalibrasi sama dengan satu. Nilai yang
masih dapat 'diterima' berkisar antara 0,8 sampai dengan Faktor
Kalibrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Dimana Ds adalah nilai dosis sebenarnya, sedangkan Du adalah nilai yang ditampilkan alat ukur. Terdapat dua metode untuk melakukan kalibrasi yaitu:
1. Menggunakan sumber radiasi standar
2. Menggunakan alat ukur standar
Cara pertama, alat ukur
diletakkan pada jarak tertentu, misalnya 1 m, dari sumber standar yang
telah diketahui jenis nuklida maupun aktivitasnya. Dosis paparan yang
mengenai survaimeter (Ds) ditentukan berdasarkan perhitungan.
Cara kedua, alat ukur yang akan dikalibrasi dan alat ukur standar
diletakkan pada jarak yang sama dari suatu sumber, sehingga dosis
radiasi yang mengenai dua alat ukur tersebut sama. Nilai dosis radiasi
yang ditampilkan oleh alat ukur standar dianggap sebagai dosis
sebenarnya ( Ds ).
Tanggapan atau
respon suatu alat ukur terhadap dosis radiasi ternyata berbeda untuk
energi radiasi yang berbeda. Setiap alat ukur seharusnya dikalibrasi
dengan sumber yang mempunyai tingkat energi yang 'sama' dengan tingkat
energi radiasi yang digunakan di lapangan. Perbedaan
respon tersebut sangat “significant” pada rentang energi di bawah 200
keV seperti terlihat pada Gambar IV.5 berikut. Pada rentang energi di
atas 500 keV, perbedaan responnya sudah tidak terlalu besar.
Kalibrasi Alat Semprot
Suatu percobaan untuk menghitung volume semprot yang dibutuhkan untuk menyemprot suatu areal tertentu.
1. Mengukur lebar semprotan misal : a meter
2. Mengukur kecepatan jalan Buat awal jalan lalu laksanakan
3. Penyemprotan selama ¹menit lalu ukur brp jaraknya, misal : b meter.
4. Ukur kecepatan aliran
5. Isi
knap sack dengan air bersih, pompa sampai 8x agar tekanan menjadi ¹atm.
Semprotkan ¹menit dan air ditampung. Misal : c ltr/mnt
Perhitungan:
Luas areal yang disemprot/menit : kecepatan jalan x lebar semprot : bxc m2/mnt.
Luas areal yang disemprot/menit : kecepatan jalan x lebar semprot : bxc m2/mnt.
Kalibrasi dalam pH meter
Instrumen
pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan
pH atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996).
Tingkat keasaman dari suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan
jumlah ion hidrogen dalam larutan.
Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara:
1. Teknik
satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi
dengan buffer standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00
untuk sistem netral, dan buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa.
2. Teknik
dua titik (diutamakan)Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2
buffer standar berupa pH 4,01 dan 7,00 Apabila sistem bersifat basa,
digunakan 2 buffer standar berupa pH 7,00 dan 10,01.
3. Teknik
multi titik Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar.
Untuk sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi
ketidaknormalan elektroda, kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat
yang digunakan. Untuk pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang lama,
maka diperlukan proses kalibrasi secara periodik selang 1,5 – 2 jam. Hal
ini untuk menjaga kestabilan dari alat pHmeter yang digunakan, sehingga
tetap dapat diperoleh hasil pengukuran yang bagus. Untuk keperluan
kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang ada di pasaran, skala
yang biasa digunakan adalah: pH = 4,01 merah; pH = 7,00 hijau; pH =
10,00 biru.
Praktikum
kali ini mengenai konsep temperatur dan hukum termodinamika ke-nol.
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan dua pengamatan yaitu
perubahan fase dan kalibrasi. Pengamatan dilakukan oleh lima kelompok,
diperoleh hasil yang berbeda-beda dari massa es yang sama (135 gram) dan
peralan yang sama. Hal tersebut dikarenakan, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil praktikum diantaranya adalah angin (kondisi
lingkungan), besar kecilnya sumbu bunsen, keakuratan alat ukur
(termometer), ketelitian praktikan dalam pencatatan data. Kondisi
lingkungan dapat mempengaruhi hasil data praktikum, misalnya saja ketika
sedang ada angin maka sumbu bunsen dapat tertiup angin hal ini dapat
mempengaruhi besar kecilnya nyala api. Besar kecilnya nyala api sangat
berpengaruh dengan perubahan fase yang sedang kita amati, semakin besar
nyala sumbu bunsen semakin cepat fase berubah.
Hukum
termodinamika ke-nol berbunyi sebagai berikut “Ketika dua sistem dalam
keadaan setimbang dengan sisitem ke tiga, maka ketiganya dapat saling
setimbang satu sama lain”. Untuk lebih memahami tentang isi hukum termodinamika ke -nol,
maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih
sederhana yaitu Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan
benda B dan benda B mempunyai temperatur yang sama dengan benda C maka
temperatur benda A akan sama dengan temperatur benda C atau disebut
ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi kesetimbangan
termal.
Fase
adalah kuantitas zat yang mempunyai struktur fisiska dan komposisi
kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila zat
terdiri dari gas saja, cair saja atu padat saja. Komposisi kimia
dikatakan seragam apabila suatu zat hanya terdiri dari suatu bahan kimia
yang dapat berbentuk padat, cair atau gas atau campuran dari dua atau
tiga bentuk itu. Zat murni mempunyai komposisi kimia yang seragam dan
tidak berubah. Zat murni dapat berbeda dalam beberapa fase:
1. Fase padat biasanya dikenal denga es
2. Fase cair
3. Fae uap
4. Campuran Kesetimbangan fase cair dan uap
5. Campuran kesetimbangan fase padat dan cair
6. Campuran kesetimbangan fase padat dan uap
Zat
murni kebanyakan mengandung lebih dari satu fase, tetapi komposisi
kimianya sama untuk semua fase. Cairan air, campuran dari cairan air dan
uap air atau campuran es dan cairan air adalah zat murni karena setiap
fase mempunyai komposisi kimia yang sama yaitu H2O.
Perubahan fase zat H2O merupakan salah satu bentuk penyesuaian H2O dengan suhu dari benda lain yang berkontak langsung dengan H2O tersebut untuk menciptakan kesetimbangan energi kalor.
Kalor
dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor berpindah
dari benda yang memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor
lebih kecil. Kalor juga didefinisikan sebagai fluida yang tidak
kelihatan. Karena sebagai fluida, maka kalor dapat mengalir. Hal yang
menyebabkan kalor mengalir adalah beda temperatur benda. Kalor mengalir
dari benda atau reservoir yang memiliki temperatur yang lebih tinggi ke
benda atau reservoir yang memiliki temperatur lebih rendah.
Faktir-faktor yang mempengaruhi laju kalor :
1. Beda suhu, beda suhu akan sangat berpengaruh pada besar kecilnya kalor.
2. Ketebalam dinding, makin tebal dinding, makin pelan perpindahan kalor.
3. Luas permukaan, makin luas permukaan makin cepat perpindahan kalor.
4. Konduktivitas termal zat, merupakan kemampuan zat menghantarkn kalor, makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor.
Langganan:
Postingan (Atom)