Berikut beberapa contoh aplikasi termodinamika yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari :
1. Air Conditioner (AC)
Sistem
kerja AC terdiri dari bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat
berlangsung.
Kompresor
yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam
kompresor dialirkan ke kondenser yang kemudian dimampatkan di
kondenser.
Di
bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent
mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam
refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah
jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada
kondensor, tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondensor
relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang
berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah
refrigent lewat kondensor dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap
ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada
katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent
berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke
evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya
dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan
refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati
katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter
pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan
diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan
adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka
untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada didalam substansi yang akan
didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang
akan didinginkan maka entalpi, substansi yang akan didinginkan akan
menjadi turun, dengan turunnya entalpi maka temperatur dari substansi
yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah
terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Berikut rangkaian gambar skema kerja dari AC :
2. Dispenser
Prinsip kerja pemanas air
Proses
pemanasan air terjadi pada saat air masuk kedalam tabung pemanas.
Tabung pemanas merupakan tabung yang terbuat dari logam yang disekitar
tabung tersebut dikelilingi oleh elemen pemanas, sehingga ketika air
mengalir dari tampungan menuju tabung pemanas sensor suhu yang ada pada
tabung pemanas akan memicu elemen pemanas untuk bekerja, suhu tinggi
yang dihasilkan elemen pemanas diserap oleh air yang suhunya lebih
rendah, setelah suhu air dalam tabung pemanas tinggi maksimal sensor
suhu yang ada pada tabung pemanas akan memutuskan arus listrik pada
elemen pemanas, pada saat elemen pemanas menyala lampu indikator pemanas
menyala dan pada saat elemen pemanas mati lampu indikator pemanas mati.
Pada
tabung dispenser dipasang Heater/pemanas serta sensor suhu atau
thermostat yang berfungsi untuk membatasi kerja heater agar tidak
bekerja terus-menerus yang akan menimbulkan suhu air dalam tabung
dispenser berlebihan, karena apabila heater berkerja berlebih, heater
akan panas dan bahkan heater tersebut akan terjadi kerusakan didalamnya.
Untuk mengurangi terjadinya resiko tersebut, di heater dipasang
thermostat yang berguna untuk mengatur suhu.
Ketika
suhu air yang dipanaskan oleh heater mencapai suhu tertentu sehingga
melebihi suhu kerja sensor/thermostat maka sensor akan bekerja dan
memutuskan arus yang mengalir ke heater, dengan demikian heater akan
berhenti bekerja sehingga suhu air tetap terjaga sesuai dengan
kebutuhan, bisa dilihat di lampu indikator dari warna merah akan
berganti warna hijau. Heater akan bekerja kembali manakala suhu air pada
tabung menurun sampai suhunya berada dibawah suhu kerja sensor, sensor
dipasang seri dengan heater, dengan demikian fungsi dari sensor ini
mirip seperti saklar, hanya saja bekerjanya secara otomatis berdasarkan
perubahan suhu.
Prinsip kerja pendingin air
Proses pendinginan air pada dispenser pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pendinginan Air dengan Fan
Proses
pendinginan air menggunakan fan dilakukan dengan cara menghisap suhu
tinggi pada air ketika air berada pada tampungan air kedua yang letaknya
berada dibawah tampungan air pertama, namun pada kenyataannya fan hanya
alat bantu untuk mempercepat pembuangan panas pada air, sehingga
temperatur air hanya akan turun sedikit saja. Setelah melewati tampungan
air kedua air akan dikeluarkan melalui keran dan siap untuk diminum.
2. Pendinginan Air dengan Sistem Refrigran
Pendinginan
air pada dispenser menggunakan sistem refrigran sama seperti sistem
refrigran pada kulkas hanya saja evaporatornya dimasukkan kedalam
tampungan air kedua yang berada dibawah tampungan air pertama, sehingga
air disekitar evapurator akan menjadi air dingin. Hasil pendinginan air
pada dispenser menggunakan sistem refrigran lebih maksimal dibandingkan
pendinginan air menggunakan fan. Setelah air melalui proses pendinginan
pada tampungan air kedua, air akan mengalir dan keluar memalui keran.
Nama komponen pada dispenser:
1. Saklar On/Off
2. Thermostat 1
3. Thermostat 2
4. Saluran daya utama
5. Elemen pemanas
6. Saluran air panas
7. Saluran air normal
3. Rice Cooker
Pada rice
cooker, energi panas ini dihasilkan dari energi listrik. Suatu cairan
akan menguap bila tekanan uap gas yang berasal dari cairan adalah sama
dengan tekanan dari cairan ke sekitarnya (Puap = Pcair). Jadi, titik
didih suatu cairan sebenarnya bisa dimanipulasi dengan meningkatkan
tekanan di luar cairan (tekanan eksternal). Pada penanak nasi biasa, air
akan dididihkan dengan tekanan eksternal biasa, yaitu 101 kPa, dan
mendidih pada titik didih biasa, yaitu 100°C (373 K).
Sementara, pada penanak nasi yang memanipulasi tekanan (pressure cooker, atau electric pressure cooker) jika tutup lubang uapnya dibuka, makapressure cooker akan bekerja seperti penanak nasi biasa, karena tekanan eksternalnya sama dengan tekanan udara luar.
Namun,
jika tutup lubang uapnya (biasanya berupa katup) ditutup, akan ada
perubahan pada tekanan udara di ruang dalam pressure cooker dan titik
didih cairan akan berubah. Ketika katupnya ditutup, kondisi sistem
berubah karena uap airnya hanya dapat berada di dalam ruang pressure cooker.
Karena
ada tambahan massa (tutup katup), tekanan makin tinggi dan titik
kesetimbangan antar fase (dalam hal ini, antara fase cair dan fase uap)
berubah ke temperatur yang lebih tinggi, dan terbentuklah titik didih
baru.
Massa tutup katup menentukan tekanan di dalam ruang pressure cooker,
karena lubang katup akan membiarkan uap air keluar ketika tekanannya
telah mencapai titik tertentu. Kelebihan tekanan akan dikurangi dengan
melepaskan sedikit uap melalui katup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar